5 Amanat Menag Buat Petugas PPIH
By Admin
nusakini.com--Hasil Survei Badan Pusat Statistik (BPS) atas pelayanan haji selalu berada dalam ketegori memuaskan. Tahun 2014 mencapai 81,59 persen dan tahun 2015 meningkat 82,69 persen, tentu (kenaikan) ini di antaranya karena pengaruh signifikan dari kinerja petugas haji yang telah memberikan yang terbaik dari dirinya, sehingga kemudian jamaah merasa puas.
“Angka itu tentu belum sepenuhnya mencapai 100 persen, tahun ini kita belum tahu angka kepuasannya jamaah itu berapa, tapi mudah-mudahan dengan niat yang ikhlas dan memberi yang terbaik itu bagi jamaah, mudah-mudahan angka kepuasan jamaah bisa meningkat sebagai indikator dari kepuasan jamaah,” terang Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat memberikan arahan kepada Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) Arab Saudi Tahun 1437H/2016M di Jakarta, Selasa (14/6) malam.
Oleh karenanya, sebagai wujud manifestasi rasa syukur kita mendapatkan kehormatan dan kemuliaan yang luar biasa sebagai petugas haji, kepada petugas haji, Menag setidaknya menitipkan lima hal kepada petugas haji yang tergabung dalam PPIH. Pertama, sebagaimana lima budaya kerja yang senantiasa dikembangkan dan ditanamkan di Kementerian Agama agar berlaku dan bekerja secara profesional dan penuh tanggungjawab.
“Jadilah profesional, dan jalanilah tugas dan pekerjaan kita di bidangnya masing-masing dengan penuh tanggungjawab didasari dengan keihklasan,” ujar Menag.
kedua, Menag berpesan bahwa yang akan dihadapi adalah beragam bahkan beribu masalah dengan segala kompleksitasnya. Menag menggarisbawahi kata sabar yang disampaikan Ketua Komisi VIII Ali Taher, dan ini mengajak kita semua untuk senantiasa mampu mengendalikan diri kita masing-masing ketika menjalani tugas.
“Upayakan dan usahakan dengan baik, agar tidak emosional yang berlebihan, jangan terpancing untuk emosional dalam menghadapi persoalan-persoalan yang boleh jadi tidak sebagaimana kita kehendaki, mampu mengendalikan diri kita khususnya dalam menjalankan fungsi pembinaan, pelayanan dan perlindungan bagi jamaah,” ucap Menag.
Menurutnya, kita atau petugas haji akan menghadapi begitu beragamnya karakter, kepribadian dan prilaku sifat dari para jamaah kita. Maka, sabar menjadi kunci dalam hal ini.
Ketiga, berdasarkan pengalaman sebelumnya, maka untuk PPIH tahun ini, Menag berharap masing-masing petugas haji cukup percaya diri untuk bisa menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Menag mengajak PPIH untuk tidak membiasakan diri dengan budaya menunggu perintah, menunggu petunjuk atasan, karena terkadang bahkan seringkali dalam kondisi tertentu kita dituntut untuk segera mengambil keputusan dalam konteks tertentu itu.
“Kalaulah terpaksa, harus meminta dan berkonsultasi dengan atasan atau pimpinan, lakukan itu secepat mungkin agar supaya persoalan tersebut segera teratasi, bisa diambil tindakan yang tidak terlalu lama, karena kalau dibiarkan, maka akan timbul anak masalah selanjutnya,” ujar Menag.
“Kalau kita memiliki dan menguasai bidang di mana kita ada di dalamnya, maka tentu kita memiliki percaya diri, dan kalau kita memiiliki (ke)percayaan diri, kita bisa mengambil keputusan segera,” imbuh Menag.
Keempat, lanjut Menag, masing-masing kita berangkat dari beragam instansi. Dan ketika melebur dalam PPIH, maka Menag minta agar menanggalkan segala atribut masing-masing instansi tersebut. Karena seluruhnya sudah menjadi satu kesatuan di PPIH tentu dnegan hierarki dan struktur organisasi yang akan dijelaskan dalam pembekalan.
“Kita sudah melebur diri dalam PPIH, sehingga saya berharap kekompakan bisa betul-betul tercipta,” ujar Menag.
Kelima, Menag mengingatkan, karena bagaimanapun kita bekerja di negara orang dengan segala budaya,tradisi, regulasi, cuaca yang tentu tidak sama dengan negeri kita. Menag menegaskan agar petugas haji harus pandai-pandai menempatkan diri sebagai petugas haji. Setiap kita akan mendapatkan atribut yang disana tertulis Petugas Haji Indonesia.
“Itu artinya, kita tidak semata petugas yang melakukan fungsi pembinaan, pelayanan dan perlindungan kepada jamaah haji Indonesia saja, tapi kita hakekatnya adalah duta-duta bangsa. Karena kita membawa nama Indonesia bekerja di negeri orang,” ujar Menag.
Pembekalan ini, sebagaimana disampaikan Dirjen PHU Abdul Djamil, diikuti oleh 826 petugas non kloter yang terdiri dari 520 orang dari Kementerian Agama dan 306 dari Kementerian Kesehatan yang direkrut berdasarkan tes dan pengalaman yang telah diperlihatkan ketika menjadi petugas tahun sebelumnya. Petugas haji karena profesionalismenya yang direkrut dari lembaga pendidikan tata boga yang berperan mempersiapkan katering selama di Arab Saudi dengan melakukan pengawasan, ketepatan waktu, konsistensi rasa dan gizi yang disediakan perusahaan katering. (p/ab)